2/16/2011

Ahmadiyah

Daftar Isi


 


 


 


 


 

Kata Pengantar _ 1

Daftar Isi _ 2

Pendahuluan _ 3


 

bagian pertama;

Mengenal 'Hazrat Mirza Ghulam Ahmad',

dan Keluarganya _ 4


 

bagian kedua;

Mengenal 'Ahmadiyah' _ 6


 

"Ahmadiyah", Sebuah Nama _ 6

Ciri-Ciri Utama "Ahmadiyah", Sesuai Klaim Hazrat Mirza Ghulam Ahmad _ 6

Sekilas Tentang "Ahmadiyah" _ 7


 

bagian ketiga,

Faham Dan Akidah 'Ahmadiyah Qadian' _ 8


 

bagian keempat;

Faham Dan Akidah 'Ahmadiyah Lahore' _ 10


 

bagian kelima;

Ajaran-Ajaran Ahmadiyah;

Dalam Kitab Suci Dan Ucapan Mirza Ghulam Ahmad _ 11


 

bagian keenam;

Kesimpulan _ 15


 

bagian ketujuh;

Referensi _ 16

Pendahuluan


 


 


 


 


 

Seorang muslim yang shaleh, tinggal di desa Qadian, Punjab; India. Pada usianya yang ke 41 mengklaim bahwa dirinya mendapatkan wahyu dari Tuhan yang pada akhirnya menjabat sebagai Mujaddid, Mahdi pula Al-Masih. Dan mengaku mendapat gelar 'Nabi' dari tuhannya. Kemudian ia mendirikan sebuah sekte dengan sebutan Ahmadiyah.

Fenomena dunia yang terjadi di salah satu bagian dunia, yaitu India. Dan fenomena yang luar biasa bagi salah satu organisasi atau Agama besar di dunia, yakni Islam. Ahmadiyah, merupakan suatu sekte Messiah dalam Islam. Yang dianggap rawan menghancurkan dan mengganti faham bahkan akidah umat Islam. Oleh beberapa Negara didunia DILARANG untuk eksis di Negara tersebut dan dilarang menyebarkan ajaran/faham tersebut.

Seperti apakah Ahmadiyah? dan seperti apakah ajarannya? Semoga makalah ini menjadi petunjuk bagi pembaca untuk bisa mengetahui dan memahami siapa dan seperti apakah Ahmadiyah.

Dan penulis hanya mampu memberikan apa yang penulis dapatkan tanpa melebih-lebihkan atau mengurangi. Adapun jika terdapat kesalahan dalam penulisan, harap dimaklumi dan tolong diarahkan agar bisa dijadikan 'peringatan' dan bekal bagi penulis untuk kepentingan pribadi penulis sebagai mahasiswa.

Demikian, semoga dapat difahami, sebelum dan sesudahnya penulis ucapkan terima kasih.

Wassalam.

 

Mengenal 'Hazrat Mirza Ghulam Ahmad',

dan keluarganya


 


 


 


 


 

Lahir pada 13 Februari 1835 M/14 Syawal 1420 H pada waktu Shubuh hari Jum'at. di sebuah kota kecil di Punjab, India. Tepatnya di desa Qadian. Ia lahir kembar dengan seorang bayi perempuan, akan tetapi tak lama kemudian bayi perempuan tersebut meninggal. Ayahnya, seorang dokter bernama Mirza Ghulam Murtada mengatakan bahwa mereka keturunan Turki Moghul. Tapi ia, Mirza Ghulam Ahmad menolaknya berdasarkan wahyu yang mengatakan bahwa mereka keturunan Persia.

Mirza belajar Al-Qur'an dan Bahasa Arab, dan belajar ilmu kedokteran dari ayahnya. Membaca kitab-kitab dalam bahasa Persia, Mantik, Ilmu-ilmu Agama dan Sastra. Ia menela'ah sendiri kitab-kitab Agama, Tafsir, Hadits, Kitab-kitab Syi'ah, kitab Agama-agama lain tanpa guru. Ia berkemampuan berdialog dan berpolemik tentang teologi.

Pada usia 14 (1853 M) ia menikah dan memiliki 2 (dua) orang putra. Pada 1891 ia bercerai. Pada 1884 (45 tahun) ia menikah lagi dan memiliki beberapa keturunan. Pada 1888 ia mengklaim akan menikahi seorang gadis bernama Muhammadi Begam berdasarkan wahyu yang diterimanya. Tapi wahyu itu tidak benar, karena gadis itu ternyata menikah dengan seorang pemuda yang hidup berkelanjutan lama bersamanya sesudah Mirza Ghulam Ahmad meninggal. Ayahnya adalah pendukung penjajah Inggris di India dan ia sendiri (Hazrat Mirza Ghulam Ahmad) pun sempat menjadi pegawai penjajah itu. dan wafat pada 26 Mei 1906 M di India.

Puteranya; Bashirudin Mahmud Ahmad, berkata tentang sesepuhnya; "Bahwa Ghulam Kadir dan keluarganya di Qadian, (keluarga Hazrat Mirza Ghulam Ahmad) oleh Jenderal Nicholson dinyatakan dalam satu surat penghargaan, sebagai keuarga yang betul-betul telah membantu dan setia pada Inggris pada tahun 857 itu, lebih daripada keluarga-keluarga lain dalam daerah itu."

Bagaimana tidak, ketika kaum Muslimin berada dalam penjara hidup, sengsara, putus asa, dan menderita, keadaan keluarga Mirza justru sebaliknya. Mereka hidup dalam kemakmuran serta aman sentosa. Lambat laun akan tetapi pasti dari Tuannya Inggris, bahwa apa yang diharap-harapkan kelarga Mirza akan terwujud kembali.

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, berkata tentang ayahnya; "Walaupun ayahanda masih memiliki beberapa kampung, dan mendapat pula hadiah tahunan dari pemerintah serta menerima pension dari dinasnya, ditambah pungutan pajak 5% atas daerah kekuasaannya tapi segala ini tidak ada artinya dibandingkan dengan kekayaannya yang dulu. Oleh karena itu beliau selamnya sedih dan berduka hati."

Dan ketika ayahnya meninggal pada 1876, ketika Mirza berusia 40 tahun. Ia mersa duka cita yang dalam dan ia berkata; "Karena sebagian besar dari penghidupan kami tergantung pada ayahanda, sebab beliau biasa mendapat pensiun dan hadiah yang agak besar dari pemerintah Inggris, yang mana akan dihentikan setelah beliau wafat."

 

Mengenal 'Ahmadiyah'


 


 


 


 


 

"Ahmadiyah", Sebuah Nama.


 

Masih Mau'ud; Hazrat Mirza Ghulam Ahmad, berkata;

"Nama yang tepat untuk Gerakan ini dan yang mana kami lebih menyukai menyebut bagi diri kami adalah muslim sekte Ahmadiyah. Kami telah memilih nama ini karena Rasulullah SAW memiliki dua nama, Muhammad dan Ahmad; Muhammad adalah nama sifat keagungan, dan Ahmad adalah nama sifat keindahannya… Tuhan telah mengatur kehidupan Rasulullah SAW, kehidupannya di Mekkah adalah sebagai manifestasi dari nama Ahmad dan umat Islam telah diajarkan kesabaran dan ketabahan. Kehidupannya di Medinah adalah sebagai manifestasi dari nama Muhammad, dan Tuhan dalam kebijaksanaanNya menetapkan untuk menghukum musuh-musuhnya. Namun ada suatu nubuwatan bahwa nama Ahmad akan dimanifestasikan kembali di Akhir Zaman dan orang itu akan muncul dengan menyandang kualitas keindahan sebagai karakter Ahmad dan semua peperangan akan berakhir. Untuk alasan inilah telah dipertimbangkan dengan baik bahwa nama untuk sekte ini sebaiknya Ahmadiyah, sehingga tiap orang yang mendengar nama ini menyadari bahwa sekte ini telah datang untuk menyebar kedamaian serta keamanan dan tidak akan berhubungan dengan perang dan perkelahian."


 

Ciri-ciri Utama "Ahmadiyah", sesuai klaim Hazrat Mirza Ghulam Ahmad;


 

  1. Nabi Isa as. benar-benar di salib di tiang salib oleh orang Yahudi, tapi tidak sampai wafat hanya mengalami luka-luka dan pingsan saja.
  2. Nabi Isa as. Tidak diangkat ke langit. Keyakinan bahwa Nabi Isa as. Diangkat ke langit adalah keyakinan Kristen.
  3. Nabi Isa as. Telah wafat dan makamnya ditemukan di desa Mohalla Khan Yar, Srinagar, Kashmir.
  4. Oleh karena Nabi Isa as. Wafat, maka Hazrat Mirza Ghulam Ahmad-lah Al-Masih yang dijanjikan itu.
  5. Keyakinan Islam mengenai turunnya kembali Nabi Isa as. Ke dunia mendekati hari kiamat adalah mengikuti keyakinan Kristen.
  6. Nabi Muhammad SAW adalah nabi yang paling mulia dan paling sempurna dari sekalian para nabi Allah.


 

Sekilas tentang Ahmadiyah.


 

Pada tahun 1914 M, sejak munculnya pendapat yang kontroversial dari intern Ahmadiyah. Aliran ini terpecah menjadi dua sekte. Pertama adalah sekte Ahmadiyah Qadiyani, yang dalam ajarannya mencela Muslim lain sebagai kafir, dan sekte ini berkeyakinan bahwa kenabian tetap terbuka sesudah Rasulullah SAW. Sekte ini dipimpin oleh Basyiruddin Mahmud Ahmad yang menjabat seagai Khalifah Al-Mahdi yang kedua. Kelompok ini berpandangan bahwa Mirza Ghulam Ahmad tidak hanya sebagai Mujaddid (Pembaharu) saja, tetapi juga sebagai nabi dan rasul yang harus ditaati dan dipatuhi seluruh ajarannya.

Disaat yang sama, Khawaja Kamaluddin dan Maulawi Muhammad 'Ali tidak menyetujui pendirian prinsip golongan pertama ini, dan lahirlah golongan kedua yang dikenal sebagai Ahmadiyah Lahore, yang disebut juga dengan Ahmadiyah Anjuman Isha'at Islam.

Syafi R. Batuah, sebagai pengikut Ahmadiyah Qadian berpendapat, bahwa lahirnya sekte Ahmadiyah Lahore ini adalah bermula dari kegagalan Maulawi Muhammad 'Ali dalam mencapai ambisinya untuk menjadi khalifah kedua. Oleh sebab itu ia dan pengikutnya memisahkan diri dan membentuk sekte baru yang berpusat di Lahore. Akan tetapi yang menjadi sebab perpecahan itu tampaknya lebih berpusat pada masalah akidah.

 

Faham Dan Akidah 'Ahmadiyah Qadian'


 


 


 


 


 

  1. Berkeyakinan bahwa Mirza Ghulam Ahmad adalah Nabi dan Rasul, dan barangsiapa tidak meyakininya adalah kafir murtad.
  2. Memiliki Nabi dan Rasul sendiri, yakni Mirza Ghulam Ahmad.
  3. Memiliki Kitab Suci sendiri yakni "Tadzkirah".
  4. Kitab suci "Tadzkirah" adalah kumpulan wahyu yang diturunkan "tuhan" kepada Mirza Ghulam Ahmad.
  5. Memiliki tempat ibadah haji tersendiri yaitu Rabwah dan Qadiyan di India.
  6. Nabi yang harus diketahui dalam Ahmadiyah ini adalah 26 (Dua Puluh Enam) Nabi. Dan yang dimaksud terakhir setelah Muhammad SAW adalah ia sendiri, Mirza Ghulam Ahmad.
  7. Dan Kitab Suci yag wajib diyakini adalah 5 (lima); Zabur, Taurat, Injil, Al-Qur'an dan Tadzkirah.
  8. Memiliki perhitungan tanggal, bulan dan tahun sendiri. Dinamakan tahun "Hijri Syamsi", biasa disingkat "H.S." dan bulan-bulannya bernama; 1. Suluh, 2. Tabligh, 3. Aman, 4. Syahadah, 5. Hijrah, 6. Ihsan, 7. Wafa, 8. Zuhur, 9. Tabuk, 10. Ikha', 11. Nubuwah, dan 12. Fatah.
  9. Ahmadiyah bukan suatu aliran dalam Islam, tetapi merupakan suatu agama yang harus dimenangkan terhadap semua agama, termasuk Islam.
  10. Semua anggota Ahmadiyah di seluruh dunia wajib tunduk dan taat tanpa reserve pada perintah khalifahnya. Orang diluar Ahmadiyah adalah kafir dan wanita Ahmadiyah haram kawin dengan laki-laki di luar Ahmadiyah. Jika tidak mau menerima Ahmadiyah tentu mengalami kehancuran.
  11. Berdasar "kitab suci" Ahmadiyah, "Tadzkirah", bahwa tugas dan fungsi Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul yang dijelaskan dalam kitab suci umat Islam yaitu Al-Qur'an, dibatalkan dan diganti oleh "nabi" orang Ahmadiyah, Mirza Ghulam Ahmad.

 

Faham Dan Akidah 'Ahmadiyah Lahore'


 


 


 


 


 

  1. Percaya pada semua akidah dan hukum-hukum yang tercantum dalam Al-Qur'an dan Hadits, dan percaya pada semua perkara Agama yang disetujui oleh para 'Ulama Salaf dan Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, dan yakin bahwa Nabi Muhammad SAW adalah Nabi yang terakhir.
  2. Nabi Muhammad SAW adalah Khotamun Nabiyyin. Yang tidak akan lagi ada Nabi setelahnya.
  3. Sesudah Nabi Muhammad SAW, Jibril as. Tidak akan membawa wahyu nubuwat kepada siapapun.
  4. Jika Jibril as. Membawa wahyu nubuwat (wahyu Risalat) satu kata saja kepada seseorang, maka akan bertentangan dengan ayat dalam Al-Qur'an, yaitu Q.S 33:40, dan berarti membuka pintu khotamun-nubuwat.
  5. Sesudah Nabi Muhammad SAW. Silsilah wahyu nubuwat telah tertutup, akan tetapi silsilah wahyu walayat tetap terbuka, agar iman dan akhlak umat tetap cerah dan segar.
  6. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW. Bahwa di dunia ini tetap akan datang Aulia Allah, para Mujaddid dan para Muhaddats, akan tetapi tidak akan datang nabi.
  7. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah Mujaddid abad 14 H. dan menurut Hadits, Mujaddid akan tetap ada. Dan kepercayaan kami bahwa Hazrat Mirza Ghulam Ahmad bukan nabi, tetapi berkedudukan sebagai Mujaddid.
  8. Percaya kepada Hazrat Mirza Ghulam Ahmad bukan bagian dari Rukun Islam dan Rukun Iman, maka dari itu orang yang tidak percaya kepada Hazrat Mirza Ghulam Ahmad tidak bisa disebut kafir.
  9. Seorang muslim, apabila mengucapkan kalimat Thayyibah, dia tidak boleh disebut kafir. Mungkin dia bisa salah akan tetapi seseorang dengan sebab berbuat salah dan maksiat, tidak bias disebut kafir.

Kami percaya bahwa Hazrat Mirza Ghulam Ahmad adalah pelayan dan pengemban misi Nabi Muhammad SAW.

 

Ajaran-Ajaran Ahmadiyah;

Dalam Kitab Suci Dan Ucapan Mirza Ghulam Ahmad


 


 


 


 


 

Ajaran-ajaran tertulis Mirza Ghulam Ahmad berada dalam buku-buku karangannya dan dalam berbagai bahasa. Seperti; Haqiiqatul Wahyi, Maktub Ahmad, Mawahibur Rahman, dan Al-Istifa' serta tentu kitab sucinya; "Tadzkirah". Adapula karangannya yang berbahasa Arab seperti; Tukhfa Baghdad, Karamatush Shadiqin, dan Hamamatul Busyra. Juga dalam bahasa Urdu antara lain; Barahin Ahmadiyah (4 jilid), Izalat Awham (2 jilid), Faurani Tahrir, Suramah Ghisyam, Taudhih Maram, 'Ain Kamalat Islam, Ghisymah Ma'rifah, dan Faigham
Shulh.

Dan juga mengenai kekhalifahan, Ahmadiyah pun memiliki khalifah pengganti Mirza;

  • Nuruddin; ia bersumpah bahwa Allah yang menjadikannya khalifah. Ia meninggal pada 1913 M setelah sakit dan tidak sadar diri berkepanjangan.

  • Bashiruddin Mahmud Ahmad; ia memproklamirkan bahwa ia tidak hanya sebagai khalifah untuk Ahmadiyah, melainkan juga bagi India dan dunia seluruhnya.
  • Nasir Ahmad.
  • Mirza Tahir Ahmad; yang merupakan cucu dari Mirza Ghulam Ahmad. Bertempat tinggal di London.


     

Dan berikut ini beberapa diantara kalimat-kalimat dalam "Tadzkirah" yang merupakan "kitab suci" Ahmadiyah dan beberapa kalimat yang diucapkan oleh Mirza Ghulam Ahmad semasa hidup, klaimnya, yang dianggap dan diyakini olehnya sendiri dan pengikutnya bahwa ini adalah wahyu dari Allah, antara lain;


 

  1. "… adalah jelas bagiku berdasarkan wahyu Tuhan bahwa Al-Masih yang kedatangannya telah dijanjikan diantara orang Islam sejak awal, dan Mahdi yang kedatanagnnya telah ditetapkan Tuhan di saat merosotnya umat Islam dan tersebarnya kekeliruan, dan akan dibimbing secara langsung oleh Tuhan, dan mengajak orang turut ambil bagian dalam perjamuan sorgawi, dan kedatangannya telah dikabarkan oleh Nabi Suci SAW. Seribu tiga ratus tahun yang lalu, adalah aku sendiri. Wahyu Tuhan mengenai hal ini telah diberikan kepadaku dengan sangat terang dan terus menerus sehingga tidak lagi tersisa ruang bagi keraguan. Wahyu itu penuh dengan genapnya nubuwatan-nubuwatan agung yang benderang seterang siangnya hari. Seringnya [wahyu] dan jumlahnya serta kekuatan yang menakjubkan memaksa aku untuk mengakui bahwa itu terdiri dari perkataan-perkataan yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa tanpa sekutu bagiNya, sang Pemilik Kalam Al-Qur'an. Agar mendapat ridha Allah, aku dengan ini memberitahu kamu semua pentingnya kenyataan bahwa Tuhan Yang Maha Perkasa, diawal abad ke-14 ini, memilih aku yang berasal dariNya bagi kebangkitan dan pendukung ajaran Isam."
  2. "Pertanyaan yang tersisa siapakah Imam Zaman ini haruslah, berdasarkan perintah Ilahi, ditaati oleh seluruh kaum Islam, shaleh, penerima wahyu dan kasyaf. Tidak ada keraguan padaku untuk mengakui bahwa akulah Imam Zaman ini."
  3. "Tapi aku adalah seorang rasul dan seorang nabi tanpa syari'at baru dalam beberapa hal Tuhan mewahyukan padaku apa yang tersembunyi, dan karena kelemah-lembutan yang telah dilimpahkan kepadaku karena ketaatanku kepada Nabi Muhammad SAW. Dan karena mendapatkan namanya."
  4. "…bahwa aku akan melumpuhkan doktrin salib. Untuk itulah aku diutus,"
  5. "Untuk memecahkan salib dan membunuh babi."
  6. "Singkatnya, di zaman Rasulullah SAW. Landasan jihad Islam adalah, bahwa kemurkaan Tuhan telah bangkit kepada kaum yang zhalim. Akan tetapi hidup dibawah pemerintah yang baik/ramah, seperti pemerintahan ratu kita, adalah bukan jihad namanya untuk membuat rencana pemberontakan terhadapnya, melainkan suatu gagasan biadab yang lahir dari suatu kebodohan."
  7. "Saya nabi menurut hukum Allah. Seandainya saya mengingkarinya, tentunya saya berdosa. Ketika Allah menamai saya nabi, bagaimana saya bisa mengingkarinya. Saya akan mengikuti akidah ini sampai saya berpindah dari dunia ini."
  8. "Tidak ada halangan bagi munculnya para nabi sesudahnya (Muhammad) dengan syarat bahwa ada mereka dari umatnya dan pengikutnya yang paling sempurna yang mereka memperoleh emanasi seluruhnya dari ruhaninya mereka cerah dengan cahayanya."
  9. ia mengaku menerima wahyu yang martabatnya sama dengan Al-Qur'an, Zabur, Taurat dan Injil.
  10. "Demi Allah Yang Maha Mulia, saya beriman kepada wahyu saya sebagaimana saya beriman kepada Al-Qur'an dan kitab-kitab lain yang diturunkan dari langit. Dan saya beriman kepada kalam yang turun kepada saya turun dari Allah sebagaimana saya beriman bahwa Al-Qur'an turun dari sisiNya."
  11. "Dan Dia berbicara dengan beberapa kalimat yang kami akan sebutkan sedikit pada kesempatan ini dan kami beriman kepadanya sebagaimana kami beriman kepada kitab-kitab Allah Pencipta manusia. Inilah dia."
  12. Dalam bukunya "Mawahibur Rahman"; 6, Mirza mengatakan ia mempunyai lebih dari 100.000 (seratus ribu) mukjizat. Sementara dalam bukunya "Tadzkiratusy Syahadatain"; 410, ia menyebutkan lebih dari sejuta.
  13. "Jika engkau marah Aku marah, jika engkau cinta Aku pun cinta."
  14. "Walladzii Laa Yu'minu bii Fainnahu Laa yu'minu LiAnnahuu Ya'tabiruuni Muftariyan"

    (Orang yang tidak beriman kepada saya adalah karena menganggap saya pendusta)

    "Likulli Man Balaghothu Da'wati tsumma Lam Yu'min bii Fahuwa Kaafiruun."

    (Setiap orang yang dakwah saya sampai kepadanya, lalu ia tidak beriman maka ia adalah kafir.

  15. Pengikut Ahmadiyah dilarang shalat di belakang orang yang bukan Ahmadiyah dan menshalatkannya.
  16. "Innal Looha Sammanii Nabiyyan Bi Wahyihi."

    (Sesungguhnya Allah menamaiku Nabi dengan WahyuNya)

    "Innii Ahadun Minal Ummati Nabawiyyah, Tsumma Ma'a Dzaalika Sammaaniyal Loohu Nabiyyan Tahta Faidhin Nubuwwatil Muhammadiyyah."

    (Sesungguhnya saya adalah salah seorang umat kenabian. Kemudian, serta yang demikian Allah menamaiku nabi dibawah emanasi kenabian Muhammad).

  17. "Jangan samakan Aku dengan siapapun, dan jangan siapapun disamakan dengan Aku."
  18. "Sesungguhnya telapak kakiku ini diatas satu menara yang disudahi atasnya sekalian ketinggian."
  19. "Aku lahir sebagai satu kodrat Tuhan yang berjasad. Aku adalah kodrat Tuhan dan ada lagi beberapa wujud yang jadi mazhar cermin, tempat zahir kodrat kedua. Oleh sebab itu senantiasalah kamu berhimpun sambil berdoa menanti kodrat tuhan yang kedua itu."
  20. "Wahai Ahmad, Engkaulah tempat keperluanku, dan Engkau beserta Aku."

 

Kesimpulan


 


 


 


 


 

Mirza Ghulam Ahmad, pendiri Ahmadiyah, memiliki banyak nama dan keturunan. Dianggap sebagai suatu keistimewaan dan konon semua itu diperoleh dari Tuhannya. Ia menguasai banyak bahasa; Urdu, Inggris, Arab, Parsi dan Bahasa Ibrani. Dengan bahasa-bahsa itulah ia berdialog dengan Tuhannya.

Pada usia ke 41 ia mulai mengaku mendapatkan wahyu dari tuhan dan berkelanjutan ia menjadi Mahdi, Al-Masih bahkan mengaku menjabat sebagai nabi. Tadzkirah, yang dikatakan berisi kumpulan-kumpulan wahyu yang diterima olehnya dari Tuhan, dianggap dan dijadikan sebagai KItab Suci bagi Ahmadiyah.

Tadzkirah, setara dengan Zabur, Taurat, Al-Qur'an dan Injil. Namun seperti halnya kesatuan aliran-aliran atau sekte-sekte lainnya, sebuah konflik terjadi dan menyebabkan terpecahnya sekte Ahmadiyah ini menjadi dua; yakni Ahmadiyah Qadiyan dan Ahmadiyah Lahore. Perbedaan pada kedua aliran ini sangatlah fatal, karena terletak pada segi akidahnya. Ahmadiyah dikenal sebagai aliran sesat, hingga di beberapa Negara dunia melarang keberadaan Ahmadiyah di Negara tersebut, terutama Negara yang berlandaskan Agama Islam.. Dengan alasan ajaran Ahmadiyah bias berbahaya bagi Agama Islam. Dan Islam menuntut agar Ahmadiyah melepaskan diri dari mengakui beridentitas sebagai Muslim, jelasnya, Islam melarang Ahmadiyah disebut sebagai bagian dari Islam, dan Islam menekankan bahwa Ahmadiyah adalah NON-MUSLIM.

Demikian kesimpulan ini saya buat, lebih kurangnya saya mohon maaf. Dan semoga ada manfaatnya bagi pembaca terutama bagi penulis.

Billaahi Taufiq wal Hidaayah, Wassalam…

 

Referensi


 


 


 


 


 

Louis J. Hamman, Ph. D. Ahmadiyah: Selayang Pandang, 15 Mei 1985

Louis J. Hamman, Ph. D., Ahmadiyah: Selayang Pandang, 10 Juli 1985

Ahmadiyah Telanjang Bulat di Panggung Sejarah, Abdullah Hasan Al-Hadar., PT. Ma'arif, CET. I, 1980

Louis J. Hamman, Ph. D. Gettysburg College. Sumber: http://www.alislam.org/indonesia/ahmadiyyat.html

Redaksi, 23/03/2006


 

Akhbar 'Am terbitan 26 Mei 1908

Al-Fadhl, terbitan 15 Januari 1935


 


 

No comments:

Post a Comment